Blogger Widgets INTENTS TEMPE GORENG: KENANGAN TERINDAH

Rabu, 26 Maret 2014

KENANGAN TERINDAH


Ku mulai bosan dengan semua ini, hampir empat bulan terakhir ini aku mendengar keributan kedua orang tuaku ang setiap harinya tidak mereda, malah membakar keduanya dan aku pusing mendengar tangisan adikku yang tak dihiraukan oleh kedua orang tuaku.
Aku muak dengan semua ini, aku ingin meredamkan pertengkaran ini dan memadamkan api emosi  yang bergejolak di hati kedua orang tuaku.
Kini, ku kuatkan hatiku untuk memisah keduanya dan sudah ku tekadkan bulat-bulat. Tapi, itu semua aku urungkan karena papa memukul mama hingga terjatuh dan kepala mama terbentur keras ke ujung meja sampai pingsan. Dan saat itu juga, aku menjerit sekeras-kerasnya hingga papa menoleh ke arahku. Tanpa pikir panjang lagi aku lari ke luar rumah, walaupun hujan deras didepan mata. Papa mengejarku dan terus memanggil namaku di tengah malam yang sedang hujan deras. Aku tak menghiraukan panggilan papa. Aku terus berlari dan berlari, walaupun papa sudah tidak mengejarku lagi. Aku berharap hujan ini melunturkan ingatanku tentang semua kejadian empat bulan terakhir ini.
 



Kuhentikan langkahku karena di seberang sana ada bangku taman yang meninggalkan sejuta kenangan terindah bersama keluarga kecilku. Ku berdiri mematung melihat bangku tersebut mengenang kehidupanku pada waktu yang sudah lama dan banyak kebahagiaan tanpa ada konflik. Kucoba untuk tersenyum walaupun tak bisa, kini kucoba untuk melangkahkan kakiku menuju bangku tersebut,dengan tenaga yang masih tersisah ini perlahan sampai dan aku menyentuh bangku tersebut dengan perlahan. Ada perasan yang bercampur aduk didalam hatiku antara marah, bahagia, sedih,bingung. Dan sekarang hujan mulai mereda, butiran-butiran bening telah menganak sungai di pipiku yang mulai pucat karena kelamaan terkena air hujan. Tiba-tiba ada sentuhan lembut yang mendrat di pundakku. Aku terperanjat kaget , aku beranikan untuk menolehnya dan ternyata ada seorang pria tampan yang berdiri dengan gagagnya di sampingku. Aku heran mengapa tengah malam gini ada orang yang masih ada di taman kota dan siapakah dia aku belum pernah bertemu dia di sekitar sini.”kenapa kau sendirian di sini tengah malam hai manis” dia memecah keheningan yang ada diantara kita “a......ku......ehhhhh” aku tergagap tak bisa melanjutkan kata-kataku “mengapa kau tergagap, jika kau ingin bicara maka bicaralah jangan dipendam sendiri” setelah mengatakan kalimat tersebut dia duduk disebelah ku dan mendekatkan badannya kepadaku dengan reflek aku menjauhkan diriku     darinya.”ja...ng......an.......men.....men...dekatiku, ka.....mu si....apa ?” seruku. “siapa aku itu tidak penting yang terpenting adalah kenapa kamu disini tengah malam begini sendirian dan menangis, ceritalah jangan sungkan”jawabnya, aku semakin bingung dengan semua ini. Dan memberanikan diri aku bertanya”apakah kamu ini seorang malaikat yang datang untuk menolongku?” tanyaku dengan polos. ”iya aku datang untuk menolongmu dan mendengarkan ceritamu, jadi kamu jangan takut kepadaku” ujarnya. Tak pikir panjang lagi dan tanpa keraguan sedikitpun aku cerita semua masalah ku selama 4 bulan terakhir ini. Setelah ceritaku selesai,ia malah menertawakanku betapa takutnya aku melawan sebuah masalah tersebut. “haahaahaaa jadi seperti itu masalahmu, dulu aku juga merasakan hal yang sama seperimu tapi aku lebih parah daripada kamu”. Sekarang dia tampak tak seceria tadi, yang ada hanya sebuah kesedihan tampak di raut wajahnya. Keadaan menjadi hening aku bingung bagaimana memecah keheningan ini. “Maaf telah mengingatkanmu” hanya itu yang terucap dari bibirku dan menundukkan kepala. “Tidak apa-apa kok kan aku disini untuk menolongmu memecahkan dan mencari titik temu permasalahanmu itukan”. “Tapi kamu.......” ia memotong kataku “udahlah jangan diperpanjang lagi, dan sekarang bagaimana keadaan ibumu”. “aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang dan aku tak berani pulang”. ”Pulanglah beranikan dirimu untuk menyadarkan kedua orang tuamu, atas apa yang dilakukannya tidak berdampak pada mereka saja tapi pada anak-anaknya juga” aku menggeleng menandakan kalau tidak mau. “Kenapa ? apa aku antarkan saja gimana?” tawarannya. “tidak, aku tidak mau” tolakku, “jika kamu tidak mau bagaimana bisa reda masalahmu itu. Ayolah jangan seperti aku, yang meyesal diakhirnya” raut wajahnya berubah drastis menjadi kecewa atas penolakanku itu. Sedikit ada keraguan, aku pun mengiyakannya, tapi ada sedikit keganjalan dihatiku kenapa dia terus membujukku untuk menyelesaikan masalahku dan apa hubunganya semua itu padanya, aku semakin bingung. Tanpa persetujuan ku, dia menarik tanganku untuk bangun dan menuntunku pulang ke rumah. Aku ingin memberontak tapi tak bisa karena genggamannya terlalu kuat. “dimana rumah mu ?”tanyanya, seperti terhipnotis aku punmenjawab”disebelah rumah sakit belok keutara”. Saat itu hatiku bergetar sangat kencang ”ada apa dengan diriku ini?“ Tanyaku  dalam hati. Saat itu waktu terasa lambat sekali dan aku merasa tenang berada di sisinya, tapi itu tak berlangsung lama setelah ia mengatakan “kita sudah sampai di depan rumah mu”, aku langsung terperanjat mendengar kalimat itu. “oke sekarang kamu ngomong baik-baik pada kedua orang tuamu dan selesaikan dengan baik”setelah mengatakan itu ia berpamitan pulang serta memberikan sedikit semangat untukku. Dengan sedikit modal keberanian aku mengetuk pintu rumah, sesaat kemudian muncul sosok wanita paruh baya dan jidatnya ada plaster bergambar mikiy mouse, ia adalah mamaku yang sangat aku sayangi. Aku langsung memeluknya, tanpa kusadari ada seseorang yang tengah berdiri dibelakang mama, dia adalah papa yang sangat aku benci karena telah melukai mama. Tanpa banyak bicara aku langsung melepaskan pelukan mama dan menujudimana tampat berdirinya papa, tanpa ada kata-kata akupun langsung memukul papa tanpa ampun. Ternyata papa meneteskan air mata dan langsung memeluk ku sambil berkata”maafkan papa karenau tidak bisa menjadi ayah yang baik dan papa berjanji tidak akan mengulanginya lagi “ , ”apakah itu janji yang akan di tepati? papa tidak akan mengulanginya lagi kan” jawabku dalam isak tangis “ya ,pdapa akan menepatinya”mendengar kata papa, hatiku menjadi luluh
 



Dua hari kemudian…………
Sekarang keluargaku seharmonis dulu, tidak ada masalah sedikitpun. Dan sekarang aku ingin menemui dia, si malaikat yang memberiku semangat untuk bisa menyelesaikannya. Kemudian aku menuju taman kota berharap aku akan bertemu malaikat itu dan akan ku ucapkan terima kasih kepadanya. Sekian lama aku menunggunya ternyata ia tak kunjung datang. Akhirnya kuputuskan untuk pergi dari tempat ini tanpa ada hasil apapun. Langkah ku berhenti tepat di depan halte, beberapa saat kemudian ada sebuah bis berhenti tepat di depanku. Tanpa pikir panjang lagi karena terlalu capek menunggu, aku langsung naik dan berharap cepat sampai dirumah. Aku memilih duduk di pinggir jendela dengan melihat taman itu terakhir untuk hari ini. Saat ku mulai duduk dan melihat jendela ternyata ditaman tempat ku duduk tadi ada malaikat itu yang sedari tadi aku tunggu-tunggu. Ternyata dia ada dibelakangku, aku ingin menyusulnya ternyata dia berbalik badan dan pergi sedangkan bis yang aku tumpangi telah pergi menjauh. Aku ingin sekali untuk mengatakan terima kasih untuk terakhir kalinya tapi mengapa dia sulit sekali untuk ditebak. Dan kuingat sekilas tentang kata-katanya bahwa”segala macam masalah pasti ada jalan keluarnya dan jangan takut untuk menghadapinya” aku berjanji pada diriku sendiri bahwa kata-katanya akan selalu kuingat selamanya dan kukenang dalam hatiku. Dan itu akan menjadi kenangan terburuk serta terindah bagiku. Aku senang telah mengenalmu malaikat penolongku terima kasih untuk semuanya.

SEKIAN
                      By : Sa’adatun Nisa’


Tidak ada komentar:

Posting Komentar