Minggu, 30 Maret 2014
ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
ZAT
ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
PETA KONSEP :
Ganja
(Marijuana)
Narkotika Morfin
Heroin
Kokain
Ekstasi
Stimulan Shabu-shabu
Zat Adiktif Zat Psikotropika Depresan
Sedativa
Hipnotika
Halusinogen
Minuman
beralkohol
Zat Non
Psikotropika Rokok
Kafein
Inhalansia dan solven
Ø
Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi dapat mengakibatkan
ketagihan atau kecanduan baik fisik maupun psikologis.
Ø
Keseluruhan zat adiktif disebut narkoba
(narkotika dan obat-obatan terlarang)
atau napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya)
Ø
Narkotika adalah zat dan obat yang berasal dari tanaman opium (narkotika alam) maupun bukan
dari tanaman (narkotika sintetis) yang dapat menurunkan kesadaran dan
menimbulkan ketergantungan/kecanduan.
Ø
Efek yang dapat ditimbulkan karena mengkonsumsi narkotika adalah :
a. Sedatif atau menghilangkan
rasa nyeri.
b. Analgesik atau membius.
c. Depresan atau menenangkan.
d. Stimulan atau merangsang.
e. Euphoria atau menyenangkan.
f. Halusinogen atau menimbulkan khayalan.
Ø
Beberapa jenis narkotika antara lain :
1. Ganja ( Marijuana)
Diperoleh dari daun kering dan pucuk tanaman
ganja (Cannabis sativa) yang sedang
berbunga. Ganja terkenal juga dengan sebutan rumput, cimeng, gelek, pot, atau Mary Jane. Ganja yang kering disebut marijuana. Dalam dunia kedokteran ganja
dimanfaatkan untuk kemoterapi terhadap penderita kanker.
2. Morfin
Morfin berasal dari tanaman opium atau candu. Cirinya ialah tidak berbau, rasanya
pahit, berupa kristal putih yang bisa berubah menjadi kecoklatan. Dalam dunia
medis dimanfaatkan untuk obat penenang (sedativa) dan pembunuh rasa sakit.
3. Heroin
Heroin merupakan turunan sintetis dari morfin
yang biasanya dimanfaatkan untuk obat analgesik (penahan nyeri). Heroin
berbentuk serbuk putih dan rasanya pahit, disebut juga putauw.
4. Kokain
Berasal dari tanaman koka yang menghasilkan daun yang mengandung senyawa kimia
alkaloid yang bernama kokain dan turunan-turunannya.
Ø
Zat Psikotropika ialah zat atau obat (baik alamiah maupun sintetis yang bukan
narkotika) yang berkhasiat psikoaktif mempengaruhi susunan syaraf pusat
sehingga mengubah aktifitas mental dan perilaku pengkonsumsinya.
Ø
Zat psikotropika terdiri atas:
1. Stimulan (obat perangsang)
Ialah obat yang yang dapat menimbulkan rangsangan tertentu pada
pamakainya. Stimulan dapat berupa amphetamine
atau turunannya (ekstasi dan shabu-shabu) yang banyak beredar dipasaran.
v
Pemanfaatan amphetamine adalah
untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati penderita hiperaktif, serangan
rasa kantuk yang berat.
v
Ekstasi merupakan zat kimia turunan amphetamine yang lebih kuat reaksinya
(biasanya diedarkan dalam bentuk pil). Akibat mengkonsumsi ekstasi bisa merusak sistem syaraf pusat dan sel-sel otak.
v
Sedangkan shabu-shabu adalah turunan amphetamine lainnya yang berbentuk
kristal tak berwarna dan tak berbau serta mudah larut dalam air. Akibat memakai
shabu-shabu bisa mengakibatkan kerusakan syaraf lebih hebat dibanding pemakaian
ekstasi.
2. Depresan (obat penekan syaraf pusat)
Termasuk golongan depresan adalah sedativa
(penenang) dan hipnotika
(penidur). Obat jenis ini berfungsi memperlambat kerja sistem sistem syarat
pusat dan biasanya berupa obat tidur atau obat penenang. Contoh depresan yang
tergolong hipnotika yaitu asam
barbiturat (pil koplo) sedangkan yang
tergolong sedativa adalah benzodiazepin
seperti diazepam (valium), nitrazepam (mogadon), luminal, dan pil KB.
3. Halusinogen (obat halusinasi)
Halusinogen merupakan jenis obat yang apabila dikonsumsi akan
menyebabkan timbulnya halusinasi. Contoh halusinogen yang terkenal adalah lysergic acid diethylamide (LSD).
Ø
Zat Non Psikotropika (zat adiktif lainnya) ialah zat atau obat-obatan yang
tidak tergolong narkotika maupun psikotropika tetapi mempunyai efek menimbulkan
ketergantungan.
Ø
Beberapa jenis zat non psikotropika antara lain :
1. Minuman beralkohol
Merupakan minuman yang mengandung alkohol. Misalnya bir, brandy, anggur,
sake, wiski, vodka. Mengonsumsi alkohol dalam waktu dalam dapat menyebabkan
ketagihan dan memungkinkan terjadinya berbagai macam penyakit antara lain :
v
FAS (Fetal Alcohol Syndrome),
cacat bawaann yang menyebabkan bentuk kepala asimetris.
v
Sirosis hati, kerusakan hati karena
sel-selnya dirusak oleh alkohol yang dikonsumsi.
v
Kardiomipati (kerusakan otot jantung)
v
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
v
Delirium Tremens (DTs), penyakit bingung, susah
tidur, dan berhalusinasi yang parah.
2. Rokok
Beberapa zat kimia yang terkandung didalam rokok dan efek yang
ditimbulkannya antara lain:
a.
Nikotin
§
Menyebabkan ketagihan.
§
Merusak jaringan otak
§
Menyebabkan darah mudah menggumpal.
§
Mengeraskan pembuluh darah arteri.
b.
Tar dan resin
§
Membunuh sel-sel pada saluran pernafasan dan paru-paru.
§
Meningkatkan produksi lendir dan cairan paru-paru.
§
Menyebabkan kanker paru-paru.
c.
Karbon Monoksida (CO)
§
Meracuni darah karena menyebabkan hemoglobin darah dalam mengikat oksigen
menjadi terganggu.
d.
Zat-zat karsinogen
§
Merangsang tumbuhnya sel kanker dalam tubuh.
3. Kafein
Zat psikoaktif yang biasanya terdapat pada tanaman kopi yang bisa
menimbulkan ketergantungan.
Kafein bisa meningkatkan gairah dan kesiagaan, tetapi juga menimbulkan
kecemasan.
4. Inhalansia dan solven.
Inhalansia dapat menyebabkan
ketergantungan secara fisik. Contohnya pelarut lem, tipe-ex, aseton,
bensin, tiner.
Pemakaian yang kronis dapat menyebabkan rusaknya organ tubuh seperti otak, ginjal,
paru-paru, dan jantung.
Ø
Beberapa ciri orang yang kecanduan/ketergantungan narkoba antara lain:
v
Lesu,mata merah, dan kelihatan mengantuk.
v
Cenderung hedonis, melakukan apa saja yang diinginkan.
v
Sifat agresif, tidak sabaran, dan destruktif lebih dikedepankan dalam
menyelesaikan persoalan.
v
Berperilaku seks bebas dan suka melakukan tindak kriminal.
v
Sikapnya cenderung ceroboh, nekat dan kurang perhitungan.
v
Emosi tidak stabil, malas, susah konsentrasi, dan tidak ada motivasi.
Posting By :
Ira Wahyu Wardhani
CONDITIONAL SENTENCE
CONDITIONAL
SENTENCE
Conditional
Sentence (=Kalimat pengandaian) adalah kalimat yang digunakan
untuk menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi
seperti yang diharapkan. Kalimat pengandaian terdiri atas dua bagian, yaitu man
clause (induk kalimat) dan if clause (anak kalimat). Dalam if clause terkandung
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar keadaan seperti terkandung dalam main
clause dapat terwujud. Oleh karena itu, conditional sentences disebut juga
kalimat bersyarat. Conditional Sentences atau kalimat pengandaian terdiri
dari dua jenis yaitu real conditional (nyata) dan unreal/
contrary to fact (tidak nyata).
Conditional
sentences pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. digunakannya kata if
dalam anak kalimat (subordinate clause). Karena clause ini diawali oleh if
maka disebut if clause.
b. digunakannya modal auxiliary, seperti will, can, may, must, would, could, might, etc.
pada pokok kalimat (main clause).
Ada beberapa tipe Conditional Sentence, yaitu:
- Type I: Future Conditional
- Type II: Present Conditional
3. Type III: Past Conditional
1. Type I: Future Conditional
Kalimat ini mengungkapkan kejadian yang diharapkan
akan terjadi di masa yang akan datang dan memiliki kemungkinan untuk terjadi. (probable condition)
Pola kalimat:
If + S + Verb
(present), S + future tense
atau
subjek + future tense, if + subjek +
future tense
|
Contoh:
- If she comes, I will give her the message.
- If you study hard, you will pass the final exam.
- If she wins the competition, they will give her a gold medal.
- He will not go to the picnic, if it rains.
5. If we arrive late, she will be angry with
us.
2. Type II: Present
Conditional
Kalimat ini menyatakan peristiwa yang diharapkan terjadi
sekarang tetapi tidak terjadi. (Improbable condition)
Pola kalimat:
If + S + Verb 2
/ were + S + would +
Verb1
If + S + V2, Subject + Past Future
|
Contoh:
- If she visited me, I would give her money.
2. 2. If I had enough time, I would go fishing.
- If you were a sugar, I would be a ant.
- If Natasha Rizky were my girlfriend, I would be the happiest boy in the world.
- If he smokes less, he wouldn’t cough so much.
Catatan:
Pada tipe ini, to
be untuk semua subyek pada IF
clause adalah WERE.
3. Type III : Past
Conditional
Kalimat ini menyatakan peristiwa yang diharapkan
terjadi di waktu lampau, tetapi tidak terjadi. (impossible condition)
Pola kalimat:
If + S + Past Perfect +, S + Past perfect future + Verb 3
Subject + Past perfect future, if + Subjek + Past
Perfect + V3
|
Contoh:
- If he had studied hard, he would have passed the final exam.
- If the team had played well, it would have won the competition.
- If Alter Bridge had been here, I would have been very happy.
- If you had come to my house, you would have met me.
- If I had known her number, i would have called her.
Refrence:
Allen, W Standart.
“Living English Structure”. Longman,
1974. London
Posting By :Ira Wahyu Wardhani
Langganan:
Postingan (Atom)